Ethnographic Gayo Community Of Tampur Paloh Village In The Lower Tamiang River, Simpang Jernih District, East Aceh Regency, Aceh Province
Etnografi Masyarakat Gayo Desa Tampur Paloh Di Hilir Sungai Tamiang, Kecamatan Simpang Jernih, Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh
Abstract
ABSTRACT:
Formal education in Tampur Paloh Village is lagging in all aspects, especially in the field of communication and the feasibility of facilities and support. This is the main problem of formal education there which leads to the low competitiveness of local children in the regional and even national arena. This study will discuss the situation and backwardness of rural communities downstream of the Tamiang River, Simpang Jernih District, East Aceh Regency, Aceh Province by looking at the dynamics that occur in formal schools. This research was conducted using qualitative descriptive methods with data sourced from participatory observations in the region. Explain clearly the facts on the ground and to what extent they lag behind the relevance of today's education. By being exposed to the limitations of formal schools, the local community can invite further steps to address the limitations of the quality of these formal studies.
ABSTRAK:
Pendidikan Formal di Desa Tampur Paloh mengalami ketertinggalan dari segala aspek, khususnya di bidang komunikasi dan kelayakan sarana dan penunjang. Hal tersebut menjadi masalah utama pendidikan formal disana yang berujung menjadi rendahnya daya saing anak setempat di kancah daerah bahkan nasional. Kajian ini akan membahas keadaan dan ketertinggalan masyarakat pedalaman di Hilir Sungai Tamiang, Kecamatan Simpang Jernih, Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh dengan melihat dinamika yang terjadi di sekolah formal. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan data yang bersumber dari observasi partisipatif di wilayah tersebut. Menjabarkan dengan jelas fakta di lapangan dan sampai sejauh apa ketertinggalan mereka terhadap kerelavan pendidikan zaman sekarang. Dengan tereksposnya keterbatasan sekolah formal masyarakat setempat dapat mengundang langkah lanjutan penanganan keterbatasan kualitas studi formal tersebut.
Downloads
References
Alfida, R., Usman, S., & Ruslan. (2016). Penetapan Mahar Bagi Perempuan Di Desa Kampung Paya, Kecamatan Kluet Utara, Kabupaten Aceh Selatan. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kewarganegaraan, 1(1). http://www.jim.unsyiah.ac.id/pendidikan-kewarganegaraan/article/view/459
Badri, M. (2016). Pembangunan Pedesaan Berbasis Teknologi Informasi Dan Komunikasi (Studi Pada Gerakan Desa Membangun). Jurnal Dakwah Risalah, 27(2), 62–73. https://doi.org/10.24014/JDR.V27I2.2514
Elsa, E. (2017). Strategi Pengembangan Desa Tertinggal di Nagari Batu Banyak Kecamatan Lembang Jaya Kabupaten Solok. Jurnal Spasial, 1(1). https://doi.org/10.22202/JS.V1I1.1573
Evanirosa, E. (2020). Pendidkan Nilai Dalam Budaya Sumang Etnik Gayo. Syntax Literate ; Jurnal Ilmiah Indonesia, 5(6), 78–98. https://doi.org/10.36418/SYNTAX-LITERATE.V5I6.1325
Hella, P. M. (2015). Perencanaan Skenario Kesiapsiagaan Terhadap Bencana Alam di Wilayah Pesisir Kabupaten Malang (Studi pada Desa Tambakrejo Kecamatan Sumbermanjing Kabupaten Malang) | Jurnal Administrasi Publik. Jurnal Administrasi Publik. http://administrasipublik.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jap/article/view/1119
Hendrayady, A. (2010). Strategi Pembangunan Desa Terpadu Suatu Pilihan Paradigma People Centered Development. Jurnal Non Penelitian.
Horne, H. H. (1904). The Philosophy of Education: Being the Foundations of Education in the Related Natural and Mental Sciences.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2014 tentang Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal, Pub. L. No. 78 (2014).
Islami, I. P. (2018). Nilai-nilai islam dalam upacara adat perkawinan etnik Gayo (Kabupaten Aceh Tengah) [Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah]. https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38177/1/INTAN PERMATA ISLAMI-FAH.pdf
Iswanto, S. S. I., Nurasiah, N., & Putri, H. (2020). Sulam Kerawang Gayo: Budaya Lokal, Bernilai Karakter dan Sebagai Identitas Bangsa. Diakronika, 20(2), 88–100. https://doi.org/10.24036/DIAKRONIKA/VOL20-ISS2/154
Kancana, S. (2011). Scenario Planning Sebagai Alat Formulasi Strategi. Jurnal Administrasi Bisnis, 8. http://repository.upnyk.ac.id/id/eprint/6230
Kottak, C. P. (1997). Cultural Anthrophology Appreciating Cultural Diversity. McGraw Hill.
Kurniawan, B. (2015). Desa Mandiri, Desa Membangun. Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia.
Lubis, D. (2009). Kajian Telaahan Pembangunan Daerah Tertinggal di Era Otonomi Daerah. Forum Ilmiah Indonusa, 6(1).
Melis, A., & Muthalib, A. (2016). Analisis Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Desa (Studi Di Desa Wawolesea Kecamatan Lasolo Kabupaten Konawe Utara). Jurnal Ekonomi. https://docplayer.info/33528479-Analisis-partisipasi-masyarakat-dalam-pembangunan-desa-studi-di-desa-wawolesea-kecamatan-lasolo-kabupaten-konawe-utara.html
Miles, M. B., & Huberman, A. M. (1994). Qualitative Data Analysis. SAGE Publication.
Mubasyaroh, M. (2016). Analisis Faktor Penyebab Pernikahan Dini dan Dampaknya Bagi Pelakunya. YUDISIA : Jurnal Pemikiran Hukum Dan Hukum Islam, 7(2), 385–411. https://doi.org/10.21043/YUDISIA.V7I2.2161
Muhi, A. H. (2011). Fenomena Pembangunan Desa. http://hegarmanah-jatinangor.blogspot.com/p/blog-page_18.html
Mustafa, A., & Amri, A. (2017). Pesan Simbolik Dalam Prosesi Pernikahan Adat Gayo Di Kecamatan Blangkejeren, Gayo Lues. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik, 2(3). http://jim.unsyiah.ac.id/FISIP/article/view/4059
Oktavilia, S. (2011). Pengembangan Potensi Ekonomi Lokal Daerah Tertinggal sebagai Upaya Mengatasi Disparitas Pendapatan Antar Daerah di Provinsi Jawa Tengah. Prosiding SNaPP: Sosial, Ekonomi Dan Humaniora, 2(1). http://proceeding.unisba.ac.id/index.php/sosial/article/view/275
Ova Emilia, R., & Wahyuni, B. (2012). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pernikahan Usia Dini di Kabupaten Purworejo Jawa Tengah. Berita Kedokteran Masyarakat, 25(2), 51. https://doi.org/10.22146/bkm.3564
Pramana Putra, E., Lis Purnamadewi, Y., & Sahara, S. (2015). Dampak Program Bantuan Sosial Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dan Kemiskinan Kabupaten Tertinggal Di Indonesia. TATALOKA, 17(3), 161–171. https://doi.org/10.14710/TATALOKA.17.3.161-171
Puspasari, A. (2016). Arahan Pengembangan Desa Tertinggal Kabupaten Bondowoso Berdasarkan Aspek Sosial, Ekonomi, Dan Infrastruktur [Institut Teknologi Sepuluh Nopember]. https://repository.its.ac.id/72524/
Putri, S. A., & Salam, N. E. (2017). Etnografi Komunikasi Tradisi Tolak Bala Menyiee Suku Melayu Petalangan Desa Pangkalan Bunut Kecamatan Bunut Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau. Jurnal Online Mahasiswa (Jom) Bidang Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, 4(1). https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFSIP/article/view/13081
Rahardjo. (1999). Pengantar Sosiologi Pedesaan dan Pertanian. UGM PRESS - Badan Penerbit dan Publikasi Universitas Gadjah Mada.
Rifiani, D. (2011). Pernikahan Dini Dalam Perspektif Hukum Islam. Journal de Jure, 3(2). https://doi.org/10.18860/J-FSH.V3I2.2144
Seran, E. Y. (2020). Kearifan Lokal Rumah Betang Suku Dayak Desa Dalam Perspektif Nilai Filosofi Hidup (Studi Etnografi: Suku Dayak Desa, Desa Ensaid Panjang Kecamatan Kelam Permai). JURNAL PEKAN : Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, 5(1), 28–41. https://doi.org/10.31932/JPK.V5I1.703
Tumanggor, R. (2007). Pemberdayaan Kearifan Lokal Memacu Kesetaraan Komunitas Adat Terpencil. Sosio Konsepsia: Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, 12(1), 1–17. https://doi.org/10.33007/SKA.V12I1.615
Wiradnyana, K. (2015). Perkembangan Religi Prasejarah: Tradisi Masyarakat Gayo. AMERTA, 33(1), 1–12. https://doi.org/10.24832/AMT.V33I1.209
Copyright (c) 2022 Muhammad Farhan Zuldiansyah, Fikarwin Zuska
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.